Photo by CHUTTERSNAP on Unsplash
1. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :
a. Kegunaan analisa Laporan Keuangan Pelabuhan.
b. Penggunaan Rasio-rasio Laporan Keuangan dalam pengambilan keputusan.
c. Rasio analisa laporan keuangan pelabuhan.
d. Perbandingan antar pelabuhan.
2. Kegunaan Analisa Laporan Keuangan Pelabuhan
Analisa laporan keuangan merupakan unsur pengerak untuk mengadakan penyelidikan lebih lanjut mengenai sebab-sebab dan akibatnya. Apabila tugas ini dilakukan tanpa diikuti dengan tindak lanjut, maka hanya akan membuang tenaga dan dana. Dengan bantuan analisa rasio dan teknik peramalan yang memadai, manajemen pelabuhan dapat membuat prediksi dalam batas yang rasional mengenai tingkat likuiditas dan rentabilitas pelabuhan. Dan dengan pengetahuan ini dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang perlu, misalnya membantu kebijakan tarif sehingga dapat memperbaiki situasi keuangan pelabuhan.
3. Penggunaan Rasio-rasio Laporan Keuangan Pelabuhan dalam Pengambilan Keputusan
Tujuan informasi keuangan adalah untuk memberikan dasar yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. Meramal dan menilai prestasi suatu pelabuhan menyangkut penelaahan terhadap banyak faktor, termasuk volume dan tipe lalu lintas pelayaran, produktifitas dan sebagainya. Analisa laporan keuangan merupakan pelengkapan dari tugas-tugas tersebut laporan keuangan Neraca dan Laporan Rugi Laba menggambarkan keadaan keuangan menyangkut tiga tipe perbandingan :
a. Perbandingan pos-pos didalam laporan keuangan untuk satu periode.
b. Perbandingan yang mencakup beberapa periode.
c. Perbandingan diantara beberapa pelabuhan.
Perbandingan-perbandingan diatas dapat dilakukan dengan menggunakan presentase, rasio, trend atau kenaikkan/penurunan.
Neraca dan laporan rugi laba yang angka-angkanya dinyatakan dalam presentase akan menghasilkan ukuran yang bermanfaat, yaitu dengan mencantumkan angka 100% pada total aktiva dapat diketahui proporsi dari aktiva total aktiva. Dengan cara yang sama jika total hutang ditambah modal adalah 100%, maka dapat diketahui bagaimana sumber-sumber dana itu didistribusikan yaitu apakah pelabuhan lebih menyandarkan pada sumber pembiayaan intern atau eksteren. Dengan menerapkan teknik yang sama, kedalam Laporan Rugi/Laba, maka akan Nampak peranan suatu sumber pendapatan atau suatu biaya tertentu apabila data yang Nampak didalam Laporan Keuangan diganti dalam bentuk rasio, maka akan diperoleh kesimpulan yang sama dengan teknik diatas. Namun demikian perlu dinyatakan disini bahwa dalam mengadakan penelaahan hendaknya dipertimbangkan rasio-rasio itu secara keseluruhan dan tidak secara terpisah karena rasio-rasio akan mempunyai manfaat jika diantara rasio-rasio itu terdapat rangkaian atau hubungan antara satu dengan lainnya.
4. Rasio-rasio Laporan Keuangan Pelabuhan
Rasio dapat dikelompokan sebagai berikut :
a. Rasio Laba (Rentabilitas/Profitabilitas)
Ada beberapa rasio yang dapat menunjukan atau membantu dalam pengukuran kemampuan menghasilkan laba salah satu diantaranya adalah Return on Investment yang dapat dihitung sebagai berikut :
1) Return on Total Assets = (Laba Bersih/Total Aktiva) x 100%
= . . . %
2) Return on Total Capital = (Laba bersih/Modal Sendiri) x 100%
= . . . %
Nama maupun unsur-unsur yang terlebih dalam rasio ini berbeda-beda di Negara yang satu dengan yang lainnya, oleh karena itu jika hendak memperbandingkan, haruslah diteliti dahulu apakah kedua rasio yang akan diperbandingkan itu mempunyai dasar atau unsur-unsur yang sama.
Rasio lain yang berguna khususnya jika pelabuhan memerlukan pinjaman adalah Rasio Time Interest Earned.
Time Interest Earned =
(Laba Usaha (tidak termasuk pajak)/biaya bunga) x 100% = . . .%
Yang menunjukan kemampuan menutupi utang melalui operasi normal.
b. Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukan kemampuan pelabuhan untuk menemui kewajiban keuangan jangka pendek yang pada umumnya dapat diukur dengan :
Current Ratio = (aktiva lancar/utang lancer) x 100%
= . . .%
Acid Tesl Ratio = (quick assets/current liabilitres) x 100%
= . . .%
Quick assets meliputi kas, surat berharga dan piutang tidak termasuk persediaan atau pos-pos lain yang tidak dapat segera dicairkan.
c. Rasio Aktivitas
Rasio-rasio ini menunjukan aspek keuangan dari operasi pelabuhan dan pengelolaannya beberapa diantaranya adalah :
(Rata-rata piutang per tahun/rata-rata pendapatan harian) x . . . kali
Menghasilkan perputaran piutang yang dinyatakan dalam hari. Rasio ini berguna untuk mengukur efisiensi penagihan piutang atau kebijakan kredit kepada pemakai jasa pelabuhan yaitu :
(Laba bersih/total pendapatan) x 100% = . . .%
d. Rasio Struktur (Leverage)
Rasio ini menunjukan komposisi keuangan pelabuhan. Beberapa diantaranya yaitu :
(utang jangka panjang/utang jangkapanjang+modal sendiri)x100% = . .%
Menunjukan perbandingan antara sumber-sumber dana jangka panjang yang berasal dari pihak luar dengan yang berasal dari dalam pelabuhan.
(Total modal sendiri/Total Utang+Modal Sendiri) x100% = . . .%
Menunjukan perbandingan antara sumber-sumber dana intern dengan total sumber.
Perlu ditekankan bahwa rasio-rasio sebagaimana disebutkan diatas diperoleh dari Laporan Keuangan dengan tujuan untuk menganalisa Laporan Keuangan tersebut. Rasio-rasio dan indikator lain yang diperlukan untuk kepentingan manajemen sehari-hari Pelabuhan diperoleh langsung dari rekening-rekening yang dikombinasi dengan data operasional.
Perbandingan yang mencakup beberapa periode menggunakan rasio-rasio yang berasal dari tahun yang sama, meskipun mempunyai beberapa manfaat namun tidak lengkap sehingga menafsirkannya dapat keliru. Dengan menelaah angka-angka dari beberapa dalam menentukan arah perkembangan pelabuhan. Dalam kaitan ini perlu diperhatikan factor-faktor yang bersifat transitoris dan yang bersifat permanen. Hal ini perlu dilakukan agar diperoleh gambaran yang lebih tepat mengenai arah perkembangan pelabuhan.
Langkah pertama dan yang paling sederhana adalah menyajikan laporan keuangan untuk beberapa periode yang berurutan sehingga tiap-tiap pos kapal diperbandingkan. Dengan melakukan ini maka arah perkembangan dan perubahan yang terjadi dapat diamati dan diukur sehingga dapat diambil langkah-langkah yang perlu untuk memperbaiki prestasi keuangan masa yang akan datang.
Perbandingan juga dapat dilakukan dalam bentuk rasio-rasio yang diperoleh dari beberapa periode yang berurutan untuk memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai situasi keuangan pelabuhan.
Kegunaan lain dari rasio-rasio yang berasal dari beberapa periode adalah keperluan penyusunan proyeksi keuangan yang dikaitkan dengan informasi operasional dan informasi lainnya dan dapat menjadi dasar yang lebih baik untuk penyusunan rencana jangka panjang bagi pelabuhan.
5. Berdasarkan tujuan dari analisa ratio, maka analisa laporan keuangan dapat dibagi :
a. Rasio likuiditas
Untuk mengetahui posisi keuangan jangka pendek.
Contohnya :
1) Current Ratio
2) Cash Ratio
3) Acid Test Ratio
b. Rasio leverage
Untuk mengetahui struktur modal dan solvabilitas.
Contohnya :
1) Total debt to equity ratio
2) Total debt to total capital assets
3) Long term debt to equity ratio
4) Time interest earned ratio
c. Rasio Activitas
Untuk mengetahui penggunaan aktiva.
Contohnya :
1) Total assets turn over
2) Inventory turn over
3) Receivable turn over
4) Working capital turn over
d. Rasio Profitabilitas
Untuk mengetahui hasil operasional perusahaan.
Contohnya :
1) Gross profit margin
2) Operating profit margin
3) Net profit margin
4) Return on investment (ROI)
5) Return of equity (ROE)
Hasil analisa diperbandingkan dengan perusahaan yang sejenis, agar gambaran yang besar dapat diketahuinya apakah baik atau tidak. Dengan cara membandingkan hasil analisa ratio, maka para pengambil keputusan dapat menentukan langkah-langkah untuk perbaikan dari perusahaan.
Ratio keuangan sebagai alat penilaian kinerja keuangan :
Ratio likuiditas :
1) Current Ratio :
Aktiva Lancar |
|
|
X 100% = . . . . . . .% |
Hutang Lancar |
|
2) Cash Ratio :
Kas + Efek |
|
|
X 100% = . . . . . . .% |
Hutang Lancar |
|
3) Quick Ratio/Acid Test Ratio :
Aktiva Lancar – Persediaan |
|
|
X 100% = . . . . . . .% |
Hutang Lancar |
|
4) Net Working Capital :
Aktiva Lancar – Hutang Lancar |
|
|
X 100% = . . . . . . .% |
Aktiva Lancar |
|
Ratio leverage :
1) Total debt to equity ratio :
Total Hutang |
|
|
X 100% = . . . . . . .% |
Modal Sendiri |
|
2) Total debt to total capital assets :
Total Hutang |
|
|
X 100% = . . . . . . .% |
Aktiva |
|
3) Long term debt to equity ratio :
Hutang Jangka Panjang |
|
|
X 100% = . . . . . . .% |
Aktiva |
|
4) Time interest earned ratio :
EBIT |
|
|
X 100% = . . . . . . .% |
Bunga Hutang Jangka Panjang |
|
Ratio Aktivitas :
1) Total assets turn over :
Penjualan Netto |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Total Aktiva |
|
2) Inventory turn over :
HPP |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Inventory Rata-rata |
|
3) Receivable turn over :
Penjualan Kredit |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Rata-rata Piutang |
|
4) Working capital turn over :
Penjualan Netto |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Aktiva Lancar – Hutang Lancar |
|
Ratio Profitabilitas :
1) Gross profit margin :
Penjualan Netto - HPP |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Penjualan Netto |
|
2) Operating profit margin (operating income ratio) :
Biaya Operasi |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Penjualan Netto |
|
3) Net profit margin :
Keuntungan Netto Sesudah Pajak |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Penjualan Netto |
|
4) Return on investment :
Keuntungan Netto Sesudah Pajak |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Total Aktiva |
|
5) Return on equity :
Keuntungan Netto Sesudah Pajak |
|
|
X kali = . . . . . . kali |
Modal Sendiri |
|
6. Perbandingan antar Pelabuhan
Perbandingan semacam ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh perbandingan pelabuhan selama beberapa tahun. Perkembangan ini juga penting untuk membandingkan apa yang telah dicapai suatu pelabuhan dengan pelabuhan lainnya. Pimpinan dapat menarik banyak kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut. Dalam hal ini tidak dikemukakan tentang kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam membuat perbandingan-perbandingan tersebut. Adalah tidak realistik jika kita mengharapkan suatu perbandingan informasi keuangan pelabuhan-pelabuhan diseluruh dunia. Namun demikian akan sangat bermanfaat apabila pelabuhan-pelabuhan disuatu Negara (Regional) jika dapat mendirikan suatu lembaga khusus yang menangani masalah ini.
0 Comments