PENGELOLAAN MODAL KERJA PELABUHAN

 



 

1.     Tujuan Instruksional Khusus :

 

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :

a.     Manajemen Modal Kerja.

b.     Manajemen Kas

c.      Manajemen Piutang

d.     Manajemen Persediaan

 

2.     Manajemen Modal Kerja

 

A.     Pengertian-Pengertian

1)     Weston & Copeland; Modal kerja adalah analisa saling hubungan antara Aktiva Lancar dengan Kewajiban Lancar.

2)     Gijman; Modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk kebentuk lain dalam suatu kegiatan bisnis.

3)     Petty, Keown, Scott & Martin; Modal kerja sebagai investasi perusahaan dalam harta lancar :

a)     Invenstasi dalam harta jangka pendek

b)     Investasi dalam harta lancar (current assets)

4)     Manajemen modal kerja

a)     Western & Brighmam

Manajemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek : Kas, Surat-surat berharga (efek), Piutang dan Persediaan

b)     Manajemen modal kerja meliputi :

Administrasi harta lancar dan hutang lancar yang mempunyai fungsi utama antara lain :

-        Menyesuaikan tingkat volume penjualan dengan penjualan musiman

-        Membantu perusahaan memaksimalkan nilainya dengan cara merumuskan biaya modal dan menaikan laba.

 

B.     Klasifikasi Modal Kerja

1.     Modal kerja kotor (gros working capital) adalah jumlah harta lancar atau konsep yang mendasarkan pada kuantitas dari pada yang tertanam dalam unsur-unsur harta lancar.

2.     Modal kerja bersih (net working capital) adalah harta lancar dikurangi hutang lancar atau konsep yang mengkaitkan dengan jumlah hutang yang lancar atau hutang yang harus segera dibayar.

3.     Modal kerja fungsional adalah fungsinya harta lancar dalam menghasilkan pendapatan saat ini (current income) atau konsep yang mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income).

4.     Modal kerja potensial adalah terdiri dari efek dan surat berharga (saham & obligasi) yang mudah dipasarkan dan bersarnya keuntungan termasuk dalam jumlah piutang.

 

C.     Tujuan dan Pentingnya Manajemen Modal Kerja

1.     Tujuan

a)     Untuk menjamin agar kebutuhan perusahaan tetap dapat dibiayai dengan lancar

b)     Untuk mengelola masing-masing pos aktiva lancar dan hutang lancar sedemikian rupa sehingga modal kerja bersih yang diinginkan tetap dapat dipertahankan

2.     Pentingnya

a)     Lebih dari sebagian besar harta perusahaan merupakan harta lancar sehingga perlu diperhatikan dan pengendaliannya.

b)     Ada hubungan antara pertumbuhan produksi dengan kebutuhan untuk membiayai harta lancar.

c)     Seberapa besar Manajer Keuangan waktunya untuk tugas yang menyangkut modal kerja.

d)     Khusus bagi perusahaan kecil, Manajemen modal kerja sangat penting karena mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal.

 

 

D.    Kebutuhan Modal Kerja

1.     Pertimbangan trade off antara profibilitas dan resiko

Modal kerja netto adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Pada perusahaan khususnya perusahaan pelayaran sering terjadi beberapa resiko sebagai berikut :

a)     Kalau aktiva lancar lebih kecil dari pada utang lancar, berarti modal kerja netto negative sehingga tidak sedia lagi modal kerja karena untuk membayar utang lancar saja masih kurang. Akibatnya, setiap pembiayaan dilakukan dengan kredit/utang lagi dan tentu saja kreditor akan membebankan bunga terselubung.

b)     Umumnya pada bunga terselubung, untuk biaya operasi sudah terlebih dahulu dikeluarkan/dibiayai, tetapi seringkali penerimaan freight belakang apabila pada freight collect (freight yang dibayar di pelabuhan tujuan oleh consignee).

c)     Namun, sebaliknya juga kalau modal kerja netto terlalu banyak atau current ratio terlalu besar, maka perusahaan terkesan mempunyai uang nganggur pada aktiva lancar tersebut.

 

 

2.     Jumlah kebutuhan modal kerja

Kebutuhan modal kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a)     Metode keterkaitan dana

Pada Pelabuhan perlu diperhitungkan kapan pendapatan akan diterima dan kapan biaya-biaya operasi (biaya bongkar muat, biaya pelabuhan, agen) perlu dibayar. Perencanaan ini dapat dibuat dalam perencanaan cashflow bulanan.

b.    Umumnya pada bunga terselubung, untuk biaya operasi sudah terlebih dahulu dikeluarkan/dibiayai, tetapi seringkali penerimaan pendapatan belakang apabila pada pendapatan collect (pendapatan yang dibayar di pelabuhan tujuan oleh consignee).

c.     Namun, sebaliknya juga kalau modal kerja netto terlalu banyak atau current ratio terlalu besar, maka perusahaan terkesan mempunyai uang nganggur pada aktiva lancar tersebut.

 

3.    Jumlah Kebutuhan Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a.        Metode keterikatan dana

Pada Pelabuhan perlu diperhitungkan kapan pendapatan akan diterima dan kapan biaya-biaya operasi (biaya bongkar muat, biaya pelabuhan, agen) perlu dibayar. Perencanaan ini dapat dibuat dalam perencanaan cashflow bulanan.

b.        Metode perputaran modal kerja

Mengambil contoh Neraca per 31 Desember PT. (Persero) Pelabuhan II (dalam miliar rupiah)

 

 

 

 

2010

2011

 

 

2010

2011

-

Kas/Bank

12

15

-

Utang Usaha

10

11

-

Piutang

16

20

-

Utang Pokok III

5

6

-

Persediaan

1

1,2

-

Utang Pajak dll

3

4

 

Total Aktiva Lancar

29

36,2

 

Total Utang Lancar

18

21

-

Aktiva Tetap Net

71

67,2

-

Utang Jangka Panj.

9

5

 

 

 

 

 

Modal Sendiri

73

77,4

 

Total Aktiva

100

103,4

 

 

100

103,4

 

Rugi/Laba tahun 2011 sebagi berikut :

Penjualan (Pendapatan Pelabuhan)

101

Biaya Variabel

55

Laba Kontribusi

46

Biaya Tetap

38

Laba Usaha

8

Beban Bunga

1,7

Laba sebelum pajak

6,3

Pajak 30%

1,9

Laba Setelah Pajak

4,4

 

Dalam metode ini kebutuhan modal kerja dihitung dengan memperhatikan perputaran masing-masing komponen aktiva lancar kecuali persediaan, karena persediaan dikapal maupun dikantor tidak untuk dijual. Tetapi akan dimanfaatkan untuk keperluan kelancaran kapal maupun kelancaran kerja dikantor.

 

3.     MANAJEMEN KAS

a.     Pengatur kas

Perputaran kas          =  Pendapatan pelabuhan dibagi rata-rata kas

Perputaran Piutang    =  Pendapatan pelabuhan dibagi rata-rata piutang

Sesuai data diatas :

Rata-rata kas            =  12 + 15 : 2 = 27 : 2 = 13,5

Rata-rata piutang      =  16 + 20 : 2 = 36 : 2 = 18

Maka perputaran komponen-komponen aktiva lancar sebagai berikut :

Perputaran Kas          =  101 : 13,5 = 7,8 kali per tahun

Perputaran Piutang    =  101 : 18   = 5,61 kali per tahun

Dengan demikian periode keterikatan dananya sebagai berikut :

Kas                          =  360 : 7,8 kali  = 48,13 hari

Piutang                     =  360 : 5,61 kali = 64,17 hari

Total keterikatan dana                         = 112,30 hari

Atau dalam satu tahun diperlukan perputaran modal kerjanya =

360 : 112,30 hari = 3,2 kali

Jadi bila tahun depannya (Th 2013) direncanakan hasil jasa pelayanan Pelabuhan (pendapatan pelabuhan) Rp.115.000.000.000,- maka kebutuhan modal kerjanya = Rp.115.000.000.000,- : 3,2 = Rp.35.900.000.000,-

c.        Pengelolaan kas

1)    Pengatur kas

Kas dan sekuritas adalah asset perusahaan yang paling likuid sehingga perlu dibahas mengenai peraturan kas agar diperoleh jumlah kas yang efisien dan bagaimana menyeimbangkan kas dan sekuritas/surat berharga jangka pendek.

Bila kelebihan kas, daripada kas tersebut menganggur lebih baik dijadikan surat berharga jangka pendek seperti deposito berjangka, sertifikat BI dan sebagainya dipasar uang, dengan tujuan memperoleh bunganya. Kemudian pada saat perusahaan membutuhkan uang kas, surat-surat berharga tersebut dapat ditarik/dijadikan kas lagi, atau bila terpaksa membutuhkan kas yang mendesak dengan cara peminjaman jangka pendek.

Selain membahas pengaturan kas, dalam bab ini sekaligus juga akan dibahas tentang perencanaan aliran kas serta pengelolaan kas perusahaan, terutama pada Pelabuhan.

Alasan utama mempertahankan kas

Tiga alasan utama untuk mempertahankan kas adalah sebagai berikut :

a)   Motif transaksi untuk kelancaran transaksi antara lain pengeluaran untuk biaya operasi, umumnya pembiayaan dengan tunai akan lebih rendah dan efisien dibandingkan dengan cara kredit. Hal ini perlu diperhatikan karena biaya yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan menderita rugi. Apabila pada saat ini tingkat pendapatan sulit naik karena cenderung ditetapkan oleh pasar pendapatan akibat ketatnya persaingan disisi lain biaya meningkat terus setiap tahun.

b)   Motif berjaga-jaga, menjaga fluktuasi kebutuhan dana yang dipengaruhi oleh tingkat ketepatan dalam meramal aliran kas dan kemampuan perusahaan untuk meminjam jangka pendek.

c)    Motif spekulasi dengan mempergunakan kelebihan kas untuk membeli surat berharga dengan tujuan memperoleh deviden atau bunga, kemudian menarik lagi kas dengan menjual surat berharga bila membutuhkan kas.

 

 

 

 

4.     MANAJEMEN PIUTANG

a.   Pengelola Piutang

1)    Pengertian piutang

Piutang (Accounts Receivable) adalah tagihan untuk perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal timbulnya tagihan.

2)    Terjadinya piutang

Tagihan-tagihan yang mungkin terjadi pada pelabuhan :

a)   Sebagian dari pendapatan jasa pelayanan atau pendapatan, misalnya dari total pendapatan pelabuhan Rp.100.000.000,- baru diterima tunai Rp.30.000.000,- maka berarti pelabuhan punya piutang Rp.70.000.000,- sebagai penjualan jasa pelayanan dengan tempo.

b)   Demikian juga terjadi piutang atas pendapatan lainnya, misalnya : pendapatan sewa charter, sewa container, sewa tongkang.

c)    Perhitungkan utang/piutang dengan pihak ketiga atau deviden dari penyertaan modal.

d)   Piutang karena meminjamkan dana atau pelayanan jasa belum dibayar.

3)    Pengelola piutang

Permasalahan/resiko, kemugkinan piutang tidak tagih (kerugian bad debts), biaya pengumpulan piutang (biaya tagih, debt collector dan transportasinya), periode pengumpulan piutang (debts collection period) yang terlalu lama.

Dalam pengelolaan piutang yang efisien perlu ditempuh beberapa hal sebagai berikut :

Seleksi rekanan (debitur) yang sekiranya dapat dipercaya. Kriteria yang membantu penyelesaian rekanan ( debitur) yang membantu penyelesaian tersebut yang dikenal dengan 5C yang menjadi fokus analisis kelayakan pelanggan menurut Bambang Riyanto yaitu sebagai berikut :

a)   Character, menunjukan kemungkinan atau probabilitas dari pelanggang untuk secara jujur berusaha memenuhi kewajiban-kewajibannya. Faktor character sangat penting karena setiap transaksi kredit menyatakan kesanggupan untuk membayar.

b)   Capasity ialah pendapat subyektif mengenai kemampuan dari pelanggang.

c)    Capital, diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum, dimana hal ini ditujukan oleh analisis ratio finansial.

d)   Collateral, dicerminkan oleh aktiva dari pelanggan yang diikatkan atau dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada pelanggan tersebut.

e)   Conditions, menunjukan impact (pengaruh langsung) dari tren ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dalam bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

Para credit analisyst umumnya menekankan perhatiannya pada character dan capacity karena kedua C tersebut merupakan syarat yang paling mendasar untuk memutuskan dan pelunasan credit sales.

 

 

 

5.     MANAJEMEN PERSEDIAAN

Pengertian Manajemen Persediaan:

a)     Pengertian manajemen persediaan adalah menjawab pertanyaan berapa persediaan yang perlu dicadangkan baik untuk mengatasi fluktuasi peramalan maupun permintaan pelanggan.

b)     Persediaan barang adalah unsur penting dari modal kerja dan aktiva yang selalu berputar dalam jumlah yang bersifat fluktuatif.

c)     Semua barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi dan distribusi yang menunggu untuk diproses lebih lanjut dan selanjutnya untuk dijual belikan.

d)     Manajemen piutang

Piutang dalam perusahaan meliputi piutang usaha, piutang pegawai dan piutang lain-lain dan pada modul ini yang dimaksudkan adalah piutang usaha. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha antara lain sebagai berikut :

-    Volume penjualan kredit

-    Syarat pembayaran penjualan kredit

-    Ketentuan tentang pembatasan kredit

Untuk itu perlu dipertimbangkan dalam kebijaksanaan perkreditan antara lain mengenai :

-    Pengklasifikasian pembeli

-    Periode kredit

e)      Manajemen persediaan

Perusahaan memiliki persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang mendadak. Meskipun demikian persediaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan memerlukan modal kerja yang makin besar pula.

 

Dengan demikian maka masalahnya adalah reliabilitas system informasi dan system pengadaan bahan (atau system produks), sehingga mampu menekan jumlah persediaan yang tepat waktu yang tidak diperlukan. System ini biasanya menjadi tanggungjawab bagian produksi dan/atau bagian pembelian. Bagi Manajemen Keuangan kita perlu memahami dampak penggunaan suatu kebijakan persediaan terhadap aspek keuangan.

 

Manajemen persediaan menjawab pertanyaan berapa persediaan yang perlu dicadangkan baik untuk mengatasi fluktuasi peramalan maupun permintaan pelanggan.

 

Dalam system pengawasan persediaan terdapat beberapa cara antara lain dengan mengkaitkan jumlah persediaan dengan variabel  tertentu yaitu merupakan cara yang sederhana misalnya besarnya persediaan dikaitkan dengan kapan harus memesan kembali dan jumlah yang dipesan dihubungkan dengan kebutuhan selama periode tertentu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

0 Comments